Kamis, 19 September 2013

Otak-otak Bandeng dan Tikus Bagasi




Waktu itu bulan puasa Ramadhan tahun 2013. Saya selalu merencanakan menu sahur saat setelah berbuka di malam sebelumnya. Jika harus ada yang dibeli bisa dibeli malam itu. Saat ini kami berada di sebuah mall, jam 17.00 langsung menuju foodcourt di mall itu. Pengalaman saya sebelum-sebelumnya, rata-rata tempat makan di mall jika mendekati jam berbuka puasa selalu penuh atau masuk waiting list. Yang masih memungkinkan adalah foodcourt karena tempat duduk yang tersedia paling banyak. Seperti biasanya, saat kami datang orang-orang mulai memenuhi tempat duduk. Untung kami masih mendapatkannya. Telat sedikit saja, di saat menjelang adzan mahgrib pasti kami kesulitan mendapatkan tempat duduk. Adzan berkumandang... Semua umat Islam disekitar kami serentak membatalkan puasa.

Kami memutuskan sahur dengan lauk otak-otak bandeng. Otak-otak bandeng merupakan jenis lauk yang terbahan dasar ikan bandeng. Cara membuat otak-otak bandeng adalah sebagai berikut:

  1. Membersihkan ikan bandeng dari sisiknya.
  2. Mencuci bersih ikan bandeng yang sudah bersih dari sisik.
  3. Memukul-mukul badan ikan agar dagingnya hancur.
  4. Mengeluarkan daging ikan yang sudah hancur melalui bagian kepala, sehingga tinggal kulit ikan bandeng utuh.
  5. Membersihkan duri sebelum memberi bumbu pada daging ikan yang sudah hancur.
  6. Memasukkan kembali daging ikan yang sudah berbumbu ke dalam kulit ikan, sehingga terbentuk kembali seperti ikan.

Dari proses tersebut di atas terlihat bahwa otak-otak bandeng adalah lauk ikan yang sudah bebas dari duri dan sudah berbumbu.  Pada toko langganan kami dibumbuhi sedikit pedas.


Dan meluncurlah kami menuju pasar Genteng (tempat jual oleh-oleh khas Surabaya). Sekitar setengah jam mobil sudah parkir di jalan depan toko-toko. Seorang juru parkir telah membantu dan setelahnya berdiri di depan mobil kami. " Lama apa sebentar?", tanya anak saya. Saya bilang: "sebentar". Kemudian mereka gaduh memperdebatkan antara ikut turun apa tidak. Tahu-tahu, .." Braaak..." Suara dari pintu bagasi. Spontan saya menoleh ke belakang, ternyata ada seseorang berdiri di belakang mobil sambil memegang hendel pintu bagasi. Saya langsung menyadari bahwa orang tadi pasti bermaksud mengambil sesuatu dari bagasi kami. "cepat turun..cek bagasi", seru saya pada suami. Suami saya bilang: "cuma ada stik golf di belakang". Saya tetap menyarankan untuk dicek. Dan syukurlah tas golf tetap berada ditempatnya karena memang posisinya susah diturunkan dengan waktu singkat. Sementara itu, si orang yang berdiri di belakang kita dengan tampang yang menakutkan buat saya dan anak-anak melenggang ke depan mobil. Mungkin sekedar kamuflase, dia bertegur sapa dengan si tukang parkir meski si tukang parkir keliatan agak bingung.

Otak-otak bandeng sudah di tangan. Segera kami ke mobil dan meninggalkan tempat parkir. Sepanjang jalan kami menganalisis kejadian tadi. Akhirnya kami dapat solusi jika berhenti jangan mematikan mesin dulu sebelum benar-benar siap turun. Karena jika mesin mati otomatis central lock pintu mobil akan membuka. Tapi ada jenis mobil meskipun mesin masih menyala central lock pintu tetap membuka jika posisi parking. Kami takut kejadian seperti tadi terulang lagi. Akhirnya kami sepakat akan langsung selalu mengecek central lock pintu mobil saat mobil berhenti. Selain itu juga membiasakan diri tidak membuka pintu dari central lock pintu mobil jika memang tidak langsung turun. 


Mempersiapkan makanan pada bulan puasa umumnya berbeda dengan hari-hari biasa. Apalagi ada makan sahur. Waktunya yang di luar waktu normal membuat kita harus mempersiapkan baik-baik pada malam sebelumnya. Pemilihan menu dapat disesuaikan dengan selera dan nilai gizi yang diperlukan.*) By: Yunie Sudiro.